Makna Filosofis Angka 108 dan 1008




Makna Angka 108 dan 1008 dalam 
Kehidupan Spiritual Hindu

Oleh :
Untung Suhardi



Om Svastyastu
                 Dalam Hindu, angka 108 adalah suci dan keramat. Mengapa? Dari berbagai sumber dikatakan berikut ini yang saya dapatkan, lalu saya kaitkan dengan sedikit pengetahuan saya tentang Sanatana Dharma. Semoga berguna untuk menambah pengetahuan atas keindahan (beauty), kealamiahan (naturalness), dan keilmiahan (scientific) ajaran Veda. Siapa saja yang terbiasa melakukan japamala pasti mengenal jumlah angka ini. Ya, satu putaran mala berjumlah 108. Jadi jika seseorang berjapa dengan hitungan satu putaran mala berarti dia berjapa mengucapkan nama Tuhan atau mantra lainnya sebanyak 108 kali. Kemudian satu putaran mala ini dijadikan dasar perhitungan selanjutnya. Jadi jika japanya ingin ditambah bisa dijadikan hitungannya menjadi dua putaran mala, tiga putaran mala, tujuh putaran mala, dan seterusnya. Tetapi untuk sembilan (9x108=972) dan sepuluh (10x108=1080) putaran mala, tidak ada. Karena setelah delapan putaran mala maka hitungan yang dipakai selanjutnya adalah 1008 kali. 1008 kali ini disebut satu sastra. Dan setelah itu jika ingin diperbanyak lagi hitungannya adalah dua sastra, tiga sastra empat sastra dan seterusnya .

               Selama ini tidak ada yang bisa menjelaskan dengan memuaskan mengapa untuk hitungan japa ini digunakan angka 108 dan 1008 ini. Jika angka 1008 disebut satu sastra, maka 108 itu disebut satu
sahasrara. Tetapi mengapa angka ini yang digunakan? Kenapa tidak 90 kali saja, atau 100 kali atau 50 kali saja. Sahasrara dan sastra ini memiliki makna yang dalam di dalam pelajaran spiritual. Angka ini adalah angka Tuhan. Disebut angka Tuhan, karena Tuhan menyukai sekali angka ini. Angka ini adalah angka yang diberkahi. Jadi setiap kita menggunakan hitungan angka Tuhan ini, maka berkah Tuhanpun akan kita dapatkan, meskipun kita menjapakan mantra deva tertentu atau menjapakan mantra lainnya, berkah Tuhan tetap kita dapatkan. Angka Tuhan ini banyak sekali di temui di seluruh semesta ini. Bila para ahli sering membahas tentang angka pi yang juga disebut angka Tuhan, maka angka Tuhan yang sebenarnya adalah sahasrara dan sastra ini. Keistimewaan angka pi, tidak hanya dimiliki angka pi sendiri. Banyak hal di semesta ini yang terlihat kacau tapi sesungguhnya memiliki keteraturan seperti yang ditunjukkan oleh angka pi ini. Kekacauan yang teratur, itulah semesta. Jika ada manusia yang cukup jeli untuk meneliti segala sesuatunya, maka akan dapat ditemui pengulangan-pengulangan angka semacam itu yang dapat ditemukan di seluruh semesta.

             Oleh karena itulah yang bisa disebut kesempurnaan yang selalu melingkupi Brahman sebagai Hyang Mahakarya. Dan karena Tuhan itu sempurna, ciptaanNya pun sempurna. Apa yang dikatakan kacau oleh manusia itu hanyalah karena manusia tidak mampu melihat kesempurnaannya. Saat manusia mampu melihat sebagian dari Kesempurnaan itu, barulah manusia mampu mengaguminya. Tetapi tetap saja manusia sering kali tidak bisa menghargai Pencipta dari kesempurnaan yang dilihatnya itu.
  • Kekuasaan 1, 2, dan 3. Dalam matematika, 1x1 =1; 2x2 =4, dan 3x3x3 = 27. Bila digabung, 1x1x2x2x3x3x3 = 108, atau 1x4x27 = 108. Angka 1, 2, dan 3 ini, bila dikaitkan dengan teologi ketuhanan Hindu: Dia Yang Satu (Brahman) dengan kedua sifat-Nya (Tuhan Yang Tiada Berwujud – Nirguna Brahman dan Tuhan Yang Berwujud – Saguna Brahman), bila Dia Berwujud hadir dalam dua personifikasi yaitu Tuhan dan Shakti (energi ilahi)-Nya; memiliki tiga kuasa utama yaitu mencipta (Brahma), memelihara (Vishnu), dan melebur (Shiva).
  •  Skala Numerik. Angka 1 dari 108, dan angka 8 dari 108; jika ditambahkan menjadi 9; yang merupakan jumlah skala numerik yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9; dan nol (0) bukanlah angka. 
  • Alfabet Sanskerta. Terdapat 54 huruf dalam alphabet Sanskerta, dan masing-masing memiliki maskulin dan feminin, jiwa dan energinya; karenanya 54x2 = 108. 
  • Kitab Upanisad.  Upanisad sebagai kelompok kitab Sruti yang posisinya sebagai śākhā atau penjabaran kitab-kitab Catur Veda.  Kitab Muktika Upanisad menyebutkan bahwa terdapat 108 kitab upanisad yang masing-masing terdiri dari 10 Upanisad yang merupakan śākhā dari Rg. Veda, 16 Upanisad yang merupakan śākhā  dari Sama Veda, 51 Upanisad yang merupakan śākhā dari Yajur Veda dan 31 Upanisad yang merupakan śākhā  dari Atharva Veda.
  • Japamala. Japamala biasa dikenal sebagai tasbih atau rosario. Japamala berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “Japa” (“Japam”) yang berarti mengulang-ulang mantra suci dan “Mala” yang berarti butiran-butiran yang dirangkai dengan benang. “Japa” sendiri terdiri dari dua kata pokok yaitu “JA” yang artinya menghancurkan siklus kelahiran dan kematian (punarbhawa) dan “PA” yang artinya menghancurkan segala dosa. Jumlah butir-butir ganitri (tasbih) adalah 108: 1 + (0) + 8 = 9. Jumlah kedudukan Tuhan dalam manifestasi-Nya sebagai Dewa menurut arah mata angin adalah 9, yaitu: Ishwara (timur), Mahesora (tenggara), Brahma (selatan), Rudra (barat-daya), Mahadewa (barat), Sangkara (barat-laut), Wisnu (utara), Sambhu (timur laut) dan Siwa-Sada Siwa-Parama Siwa (tengah-tengah). 
  • Gopi Krishna. Gopi dalam bahasa Sanskerta berarti ‘wanita-gembala-sapi’. Gopi adalah para bhaktapenyembah Tuhan dalam kehadiran-Nya ke dunia sebagai Awatar Krishna. Dalam tradisi Vaisnava, disebutkan jumlah Gopi Krishna adalah 108. 
  • Disiplin Spiritual. Angka 108 merupakan simbol-simbol dalam disiplin spiritual. 1 merupakan simbol Tuhan atau Kebenaran (Truth), 0 merupakan simbol kekosongan (emptiness) yang merupakan puncak disiplin rohani (completeness), dan 8 merupakan simbol keabadian (eternity) atau ke-takterhingga-an (infinity). 
  • Sri Yantra. Sri Chakra atau Sri Yantra adalah yantra yang dibentuk oleh tiga baris segitiga atau sembilan segitiga yang saling berhubungan dan berpotongan. Yantra adalah energi yang disebut cakra. Dalam perpotongan tersebut, terdapat 54 persimpangan antara alam semesta fisik dan sumbernya yang tiada berwujud (unmanifest), dan setiap persimpangan memiliki maskulin dan feminin. Sri Yantra ini merupakan dewi dalam bentuknya Shri Tripura Sundari Lalitha atau "keindahan dari tiga dunia". Empat dari titik segitiga ke atas mewakili Siwa atau maskulin, lima dari titik bawah segitiga mewakili feminin. Jadi Sri Yantra merupakan persatuan Ilahi Maskulin dan Feminin, karenanya, 54x 2 = 108. Karena terdiri dari sembilan segitiga, Sri Yantra dikenal sebagai Chakra Navayoni, terwujud dalam alam semesta, juga dalam tubuh manusia. 
  • Spiritualitas 12x9. Dalam banyak tradisi angka 12 dan angka 9 dikatakan memiliki makna spiritual. Hasil perkalian kedua angka ini, yaitu 12x9 adalah 108. 
  • Chakra Jantung. Chakra berasal dari kata Sansekerta, berarti "roda" (wheel) atau "memutar" (turning). Chakra ada pada lapisan tubuh halus manusia, dalam formasi berbentuk kipas yang semakin meningkat. Chakra adalah pusat dan garis energi. Chakra Jantung (AnahataHeart Chakra, di daerah jantung) adalah persimpangan dari garis energi. Terdapat total 108 garis energi konvergen untuk membentuk Chakra Jantung. Salah satunya, sushumna mengarah ke Chakra Mahkota (Sahasrara, Crown Chakra, di bagian atas kepala; 'soft spot' bayi yang baru lahir), jalan menuju realisasi Diri. 
  • Astrologi. Dalam astrologi Chandra Kala India, disebutkan ada 12 Rasi bintang (Chandra) dan 9 segmen busur yang disebut namshas atau chandrakalas. 12x9 = 108. 
  • Waktu dan Perasaan. Beberapa ahli mengatakan ada 108 perasaan, dan perasaan-perasaan ini terkait dengan waktu; 36 perasaan terkait dengan masa lalu, 36 perasaan berkaitan dengan masa kini, dan 36 perasaan yang berkaitan dengan masa depan. 
     
               Jadi, mengapa angka 108 dan 1008 ini yang digunakan untuk berjapa atau untuk penghitungan dalam disiplin spiritual apapun, jawabannya adalah karena sahasrara dan sastra ini adalah angka Tuhan, angka yang diberkahi Tuhan. Berkah Tuhan yang dicari dalam setiap doa, dalam setiap japa, dalam setiap latihan dan disiplin spiritual yang kita lakukan. Itulah jawabannya. Sederhana sekali. Dan hampir tidak menjelaskan apa-apa bagi pikiran manusia yang tidak puas jika sesuatu dijelaskan secara sederhana saja. Tetapi memang hanya begitulah jawabannya. Memang hanya karena Tuhan menyukai angka itu saja, karena itu angka itu yang dipakai. Jadi jika ada manusia yang mau menggunakan angka lain yang disukainya sebagai dasar hitungannya dalam latihan apapun juga, boleh-boleh saja. Tetapi tidak ada berkah Tuhan yang akan dia terima sepanjang latihannya itu. Padahal bagi yang memahami, justru berkah Tuhan inilah yang paling dicari. Karena berkah Tuhan inilah yang akan memampukan siapa saja yang sedang dalam pencariannya, dalam perlajarannya, untuk menemukan apa yang dicari dan apa yang dipelajarinya. Inilah tentang sahasrara dan sastra. angka Tuhan. Angka yang dikenali di seluruh dunia, tapi tidak ada yang bisa menjelaskan mengapa angka ini yang digunakan dalam berjapa yang sering digunakan oleh umat Hindu pada umumnya.

    Om Santih, Santih, Santih Om
Jakarta, 27 Januari 2014
Penulis

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makna Filosofis Angka 108 dan 1008"

Post a Comment