Hampir setiap orang sudah mengenal
istilah Feng Shui, yaitu aturan-aturan tata letak bangunan yang dipercaya
berasal dari Cina. Feng Shui memberikan aturan-aturan tentang peletakan pintu
utama, kamar, kolam dan pernak-pernik peralatan rumah sehingga dengan
menerapkan aturan ini diyakini akan membawa keberuntungan bagi para
penghuninya.
Prinsip yang dimiliki oleh Feng Shui
ternyata juga terdapat dalam salah satu manuskrip tertua Veda yang disebut
sebagai Vastu Sastra (Vaastu). Vastu Sastra adalah turunan dari bagian
Catur Veda, yaitu pada Yajur veda yang mempelajari tentang ilmu struktur dan
tata bangunan. Terdapat tiga puluh dua manuskrip Vastu sastra yang
ditulis oleh Vishwakarama dan juga terdapat sebuah manuskrip utama lainnya yang
disebut Mayamata. Manuskrip-manuskrip ini juga dituliskan sejaman dengan
pengkondifikasian Veda oleh Maha Rsi Vyasa, yaitu sekitar 6000 tahun yang lalu.
Dengan demikian Vastu Sastra pada dasarnya jauh lebih tua dari Feng Shui.
Vastu Sastra diterapkan secara turun-temurun
dalam setiap bangunan suci, bangunan publik, rumah dan juga gedung sebagian
besar penganut Veda di dunia. Prinsip-prinsip Vastu dapat kita jumpai pada
bangunan-bangunan kuil suku Inca dan Maya di Amerika, kuil-kuil di Thailand,
Myanmar dan berbagai daerah Asia lainnya. Prinsip-prinsip tata bangunan yang
masih hidup di Bali yang diatur dalam Asta Kosala-Kosali juga kemungkinan besar
merupakan turunan dari Vastu Sastra. Dengan demikian, apakah Feng Shui adalah
turunan dari Vastu Sastra juga?
Hanya saja pada beberapa hal, Vastu
dan Feng Shui saling bertolak belakang. Contohnya pada tata ruang perumahan,
jika menurut Vastu, rumah yang baik akan menempatkan area terbuka dan lebih
rendah pada bagian utara dan timur, hanya menempatkan sumur/tempat air di timur
laut, dapur di tenggara dan wc/kamar mandi di barat laut, namun aturan Feng
Shui tidak demikian halnya. Menurut Feng Shui, area terbuka sebaiknya di
sebelah barat serta bagian utara dan timur adalah bagian yang lebih
tinggi sebagai simbol bukit dan gunung.
Menurut A.R.Hari.B.Sc.,B.E, seorang
konsultan yang melakukan kajian tentang Vastu dan Feng Shui, ternyata Vastu
memperlihatkan perhitungan yang lebih tepat dari pada Feng Shui tata letak
ruang terbuka dan ketinggian. Lebih lanjut lagi dia menjelaskan bahwa Feng Shui
lebih memberikan manfaat secara individual dari pada secara global sehingga
akan sangat tepat jika membangun rumah sesuai dengan Feng Shui dengan
memperhatikan waktu kelahiran orang yang akan menempati rumah tersebut. Feng
Shui juga lebih memperhatikan aspek-aspek kecil seperti tata letak perabotan,
akuarium, lukisan dan sebagainya di dalam rumah. Sementara Vastu berlaku secara
lebih global dan tidak terbatas pada bangunan kecil atau yang berbentuk persegi
saja, tetapi dapat diterapan dalam berbagai jenis dan aspek bangunan.
Penggunaan prinsip-prinsip Feng Shui akan memberikan hasil positif jika
digunakan para bangunan yang memiliki nilai perhitungan Vastu yang netral atau
positif, tetapi tidak akan berpengaruh signifikan terhadap bangunan yang memang
secara Vastu negatif.
Dalam manuskripnya, Vishwakarama
menuliskan; “Pengetahuan utuh dan lengkap. ini dapat membawakan kebahagiaan
kepada setiap manusia di atas bumi ini. Terdapat empat tipe kebahagiaan yang
akan diperoleh dengan penerapan pengetahuan ini, yaitu kebahagiaan dalam harta
benda, kebahagiaan hidup, pemenuhan keinginan duniawi, dan anugrah. Dengan
pengetahuan dari Tuhan ini, orang akan menjadi penuh dengan rasa bhakti
kepada-Nya”.
Apakah pernyataan diatas dan
aturan-aturan yang terdapat dari Vastu Sastra dapat dibuktikan secara ilmiah?
Tentu, tapi belum semuanya, mengingat beberapa aturan Vastu termasuk kedalam
metafisika yang belum dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuan ilmiah saat ini.
Salah satu aturan dalam Vastu Sastra
menganjurkan agar posisi tempat tidur dengan bagian kepala mengarah ke selatan
dan kaki di utara. Vastu Sastra menjelaskan bahwa medan magnet bumi bergerak
dari selatan menuju utara (kutub positif magnet bumi terletak di kutub selatan
bumi dan kutub negatifnya di kutub utara) dan tubuh manusia juga memiliki medan
magnet yang kutub positifnya terletak di kepala dan kutub negatifnya di kaki
sehingga dengan tidur dengan posisi kepada menghadap ke selatan, medan magnet
tubuh kita yang relatif kecil tidak akan bertentangan dengan medan magnet bumi
yang besar.
Saat ini, sains sudah mengakui akan
besarnya medan magnet bumi yang fungsinya bukan semata sebagai kompas, tapi
juga diindikasikan memiliki pengaruh yang besar bagi mahluk hidup.
Burung-burung pengembara seperti flamingo, blibis, camar dan sejenisnya
ternyata dapat menjelajahi dunia berkat kemampuannya mengenali arah medan
magnet bumi dan menjadikannya alat navigator yang sangat akurat. Hal inilah
yang memungkinkan mereka kembali lagi ke tempat yang sama setiap tahunnya.
Saat ini medan magnet juga digunakan
untuk terapi, seperti terapi memperlancar peredaran darah, meredakan sakit
kepala, pegal dan ganggunan kesehatan lainnya. Jika medan magnet yang kecil
dari alat-alat terapi ini saja berguna untuk kesehatan kita, kenapa kita tidak
mengindahkan pengaruh medan magnet bumi yang berpengaruh global sebagaimana
yang disampaikan Vastu Sastra?
Hal positif yang lain yang dapat
diperoleh dengan penerapan Vastu Sastra yang dapat dilihat secara konkrit
adalah dalam hal keteraturan tata ruang suatu daerah. Coba saja kita bandingkan
lingkungan masyarakat Bali yang masih kuat menerapkan aturan asta kosala-kosali
dalam pembangunan rumahnya dengan masyarakat Bali atau pendatang atau daerah
lainnya di luar Bali yang sudah tidak peduli dengan prinsip-prinsip asta
kosala-kosali. Lingkungan masyarakat yang menerapkan prinsip asta kosala-kosali
akan terlihat lebih indah, sehat dan nyaman. Sangat berbeda dengan masyarakat
yang tidak mengindahkan aturan aturan itu.
Beberapa prinsip Vastu utama dalam
mendirikan bangunan yaitu antara lain;
- Bagian utara dan timur
dijadikan sebagai ruang terbuka, seperti taman dan pekarangan
- Bagian selatan dan barat
diajdikan ruang tertutup
- Ketinggian lantai atau halaman
di bagian utara dan timur lebih rendah
- Bagian barat dan selatan lebih
tinggi dari lantai di utara dan timur
- Tempat penampungan air
diletakkan di timur laut
- Dapur di tenggara
- Tempat tidur di barat dan di
selatan
- Tempat tidur utama di barat
daya
- Jika setiap kamar memiliki
toilet, sebaiknya di letakkan di timur laut atau barat laut dari kamar
tersebut
- Tangga rumah diletakkan di
bagian sudut tenggara atau barat laut
- Wajib terdapat satu pintu di
sebelah timur laut
- Pintu yang lain dapat
diletakkan di arah mana saja, tetapi setidaknya harus pada arah netral
- Kemiringan atap harus ke arah
utara atau timur
- Suatu struktur haruslah uniform
pada setiap sisinya atau kalau tidak, bagian barat dan selatan harus lebih
berat dari bagian utara dan timur
Bagaimana jika bangunan kita
bertentangan dengan prinsip-prinsip Vastu Sastra? Beberapa efek yang mungkin
terjadi jika bangunan kita tidak sesuai dengan aturan Vastu yaitu antara lain;
- Jika tempat tidur utama
terletak di tenggara dan dengan toilet di timur laut maka kemungkinan yang
tinggal di kamar tersebut dapat terkena kanker payudara
- Jika kamar tidur utama terletak
di barat daya dan dengan toilet di barat daya maka dapat mengakibatkan
gangguan hati atau kematian
- Jika ketinggian di timur laut
lebih tinggi dari yang lain maka dapat diserang gangguan hati atau masalah
keuangan.
- Jika kamar tidur utama di timur
laut dan dengan toilet di timur laut maka dapat diserang kanker otak
- Jika kamar utama di barat laut
dan dengan toilet di timur laut maka dapat mengakibatkan kanker paru-paru
- Jika kamar tidur utama di barat
dengan dengan toilet di timur laut, maka ada kemungkinan dapat
mengakibatkan gangguan pada pencernaan
Meskipun demikian, jika kita
memiliki bangunan yang sudah terlanjur tidak sesuai dengan aturan-aturan Vastu,
bukan berarti bangunan kita harus dirombak total. Sebagaimana halnya
aturan-aturan dalam Feng Shui, Vastu Sastra juga memberikan beberapa metode
penetralisir energy negatif, yaitu antara lain dengan meletakkan suatu benda
dengan elemen tertentu pada arah yang tepat, melakukan yajna / upacara-upacara
tertentu dan dengan memasang Yantra atau sejenis simbol-simbol suci.
*) Untung Suhardi, S.Pd.H
0 Response to "Ilmu Arsitek Bangunan Menurut Hindu"
Post a Comment