Melewati Ruang dan Waktu
Oleh:
Untung Suhardi
Situasi
yang dialami manusia terkadang membuat dirinya putus asa dan mencoba untuk
menyudahi keadaan ini semua dan berupaya untuk lari dari permasalahan. Manusia dengan
segala hiruk pikuk dan dinamika yang mengelilinginya membuat pikiran dan
perasaan yang tidak menentu. Menyikapi hal ini kita ada yang memilih jalan
untuk menghadapi dengan segala macam resiko dan ada yang lebih menentukan untuk
kabur dan mencari tempat yang nyaman dan terhindari dari masalah. Pemilihan jalan
keluar ini terkadang membuat kita hilang arah dan lebih memilih diam dan tidak
melakukan apapun.
Kobaran amarah, penyesalan, kekecewaan dan bahkan menyalahkan diri sendiri kerap terjadi. Namun di balik segala keadaan ini ada hal yang membuat kita terkadang mulai sadar dengan menyanyakan kepada diri kita sendiri, sebenarnya apa yang disesalkan? Apa yang di resahkan? Dan apa yang diinginkan sehingga kita lupa diri. Pertanyaan-pertanyaan retoris ini yang terkadang hadir untuk membantu diri kita untuk memulai memecahkan permasalahan ini dengan bijak. Dalam kesadaran yang terdalam terkadang kita menyadari bahwa permasalahan yang kita hadapi adalah tangga untuk menuju gerbang kesuksesan yang lebih tinggi lagi. Dengan keadaan ini banyak para bijaksana mengatakan bahwa “Kehidupan ini adalah sekolah yang setiap kali kita mampu menyelesaikan ujian maka, kita kan naik kelas yang lebih tinggi lagi”.
Bentuk pemaknaan
dari apa yang disampaikan oleh para bijaksana ini menunjukan bahwa manusia
membutuhkan permasalahan agar dia berinteropeksi terhadap diri. Dengan adanya
melihat kedalam diri justru kita akan semakin sering melakukan dialog dengan
diri agar mendaaptkan tentang hakekat bahwa kehidupan ini tidaklah semudah
membalikan telapak tangan. Untuk itu, kita mengajak kepada kita semua bahwa
segala permasalahan pasti ada jalan keluar,
sehingga hal yang harus kita lakukan adalah selalu berkomunikasi dengan
semua orang sebagai bagian dari ekosisten kehidupan yang ada di lingkungan
sekitar kita. Kehidupan manusia bukanlah untuk disesali melainkan sebuah
kesempatan kepada kita agar menjadi pribadi yang lebih baik
lagi, mampu menasehati diri kita sendiri dan selalu mengusahakan
kebaikan untuk kehidupan ini apapun bentuknya. (USD).
0 Response to "Sadar, Bangun, dan Berkaryalah"
Post a Comment