MELIHAT KE
DALAM DIRI
Oleh:
Untung Suhardi
Rentang umur manusia
tidak akan ada yang pernah tahu kecuali sang Pencipta itu sendiri. Makhluk yang
ada di alam semesta ini tidak akan pernah mampu menembus batas ruang dan waktu
ini, kecuali mereka yang benar-benar berjuang untuk kesucian dirinya.
Pertanyaan yang kemudiann muncul adalah bagaimanakah manusia menembus ruang dan
waktu ini. Tentunya tidak semua manusia mampu untuk melakukan ini karena ada
banyak belenggu yang di dalam diri seseorang. Pertanyaan-pertanyaan lain yang
pada mulanya terabaikan tentang kehidupan saat ini manusia sudah mulai untuk
bertanya ke dalam dirinya dari manakah saya berasal ? kemanakah saya akan
pergi, dan untuk apa saya hidup di dunia ini. Tentunya semua pertanyaan ini
akan sulit dijawab jika manusia masih memikirkan tentang kepuasan yang akan
didapatkan bukan memikirkan tentang nilai kemerlangan yang ada dalam diri kita.
Perdebatan panjang
manusia untuk mencapai hal yang tertinggi kemana saya berasal sudah banyak
dibicarakan oleh manusia ketika sudah mulai mengenal tulisan atau pada masa
sejarah. Namun, mereka masih banyak memikirkan tentang kehidupan ini yang penuh
dengan lika-liku yang sangat sulit untuk
diterjemahkan. Hakekat yang paling dasar bahwa manusia dibekali dengan
kekuatan yang sangat mulia yaitu adanya akal yang diharapkan mampu menjadikan
nilai yang mulia dalam diri seseorang ada dan tumbuh dengan baik. Keadaan ini
seolah-olah mulai menurun di tengah himpitan kebutuhan manusia yang terus
menuntut untuk memenuhinya. Kebutuhan ini wajar sebatas manusia mengusahakan
dengan sebaik-baiknya. Namun yang menjadi permasalahan adalah manusia sudah
lupa tentang hakekat terdalam manusia sebagai makhluk spiritual. Hal ini
disebabkan oleh kegelapan yang ada dalam diri manusia itu sendiri yaitu
dipenuhi oleh nafsu, amarah dan keserakahan. Ketiga hal ini sebagai pintu
kesengsaraan yang mampu menyeret seseorang pada lembah penderitan.
Kesengsaraan yang ada
dan dialami oleh seseorang pada dasarnya karena manusia sulit untuk mengendalikan
dirinya sendiri lantaran ego yang selalu menyelimutinya. Hal ini dikarenakan
bahwa merasa paling rupawan, kedermawanan, kekayaan, bahkan kepandaian
seseorang tidak luput dari sumber ego yang ada dalam diri seseorang. Untuk
itulah, kesadaran diri seseorang mulai saat ini harus diusahakan karena
kehidupan ini banyak sekali hal yang harus dipelajari termasuk belajar untuk
memahami diri sendiri. Banyak sekali orang yang keadaan hidupnya biasa-biasa
saja akan tetapi mampu mengendalikan dirinya sendiri maka termasuk bagian dari
orang yang dalam kehidupan yang bahagia. Mengapa hal ini terjadi karena proses
mengendalikan diri kita sendiri adalah bagian dari proses belajar, berbagai
cabag ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini mampu untuk dipelajari oleh seseorang
namun, apakah dia sudah menguasai ilmu untuk mengendalikan diri kita sendiri.
Tentunya hal ini adalah pertanyaan retoris yang ada dalam diri kita
masing-masing yang dapat dijawab dengan pendekatan teologis.
Makna terdalam
kehidupan manusia sulit untuk ditemukan karena manusia masih mencari hal yang
sia-sia pada akhirnya. Pencarian tentang kedudukan, kekayaan, pangkat itu
memang hal yang penting, asalkan dalam hal mendapatkannya harus dengan cara
yang benar sesuai dengan norma agama dan norma kenegaraan. Proses penyadaran
inilah yang dalam kehidupan manusia belum semuanya ada dalam kesadaran terdalam
diri manusia. Untuk itulah, pemahaman tentang konsep keselarasan yang ada dalam
kehidupan ini menjadi titik tolak manusia untuk memmulai kesarannya untuk menjadi
makhluk yang menggunakan naluri, nalar dan akalnya untuk menjadi bagian dari
ekosistem yang mampu merawat nilai luhur untuk mampu hidup berdampingan dengan
yang lain tanpa merugikan makhluk lain.
TUNGGU TULISAN SELANJUTNYA..........................
SALAM
0 Response to "Melihat Ke Dalam Diri"
Post a Comment