Maitre deva bhawa: Ibu Sebagai Wujud Tuhan Yang Penuh Kasih
Oleh:
Untung Suhardi
Dalam kehidupan madernisasi dan globalisasi
yang juga mempengaruhi karater seorang anak yang sudah kehilangan rasa hormat
dan patuh kepada orang tua terutama seorang ibu yang melahirkanya., karena
sesungguhnya seorang anak tidak mengetahui siapa sebenarnya seorang ibu. Seorang
anak tidak mengenal Tuhan sebelum mengenal ibu yang melahirkan, mengasuh dan
membesarkanya. Dalam Taittriya Upanisad di sebutkan; “maître deva bhawa”,
artinya seorang ibu adalah dewata yang menjelma didunia, terutama bagi
anak-anaknya. Seorang anak lebih dulu mengenal ibu dari pada Tuhan, ibu adalah
segala-galanya bagi seorang anak. Tuhan member kewenangan kepada seorang ibu
untuk melahirkan anak-anaknya, seorang ibu mewakili Tuhan dalam peranya
“menciptakan manusia”, yaitu anak-anaknya melaluiproses reproduksi.
Sedemikian
besar peran kaum seorang ibu, sehingga bahkan wujud kuasaTuhan yang utama yaitu Brahma, Visnu, Siva; dalam
menjalankan peran-Nya, harus didampingi sosok ibu yang cantik, anggun,sejuk dan
penuh pancaran kasih. Para pendamping dewata-dewata ini berperan sebagai
pendukung dan sumber energy untuk
menjalankan kwajibanya sebagai dewata. Inilah yang dalam ajaran Hindu disebut dengan
Sakti, para dewata tanpa sakti, tidak mampu berbuat apapun, seperti purusa
tanpa perdana, maka tidak aka nada ciptaan apapun.
Seorang
wanita sebelum tersentuh pria Nampak cantik, menarik, periang dan selalu
gembira. Tetapi setelah statusnya berubah, menjadi istri, maka fisik dan
jiwanya mengalami perubahan, wanita itu menjadi semakin matang, walaupun
mungkin tidak menyolok. Tetapi yang jelas mengalami perubahan fisik, apalagi
setelah Hamil. Terjadi perubahan fisik secara total , dan ia menjadi sensitive.
Seorang wanita calon ibu, kesana kemari membawa kandunganya, tanpa rasa malu.
Hal ini terjadi karena ia sadar, demikianlah svabawaseorang ibu. Ia berkorban
fisiknya, perasaanya, hanya untuk calon seorang bayi dalam kandunganya.
Bayangkan selama Sembilan bulan, dengan perutnya yang besar, ia selalu membawa
calon bayinya. Tidak ada rasa risih, jengkel ataupun sesal. Semua ini mampu di
lakukanya kaena seorang ibu memiliki kasih sayang yang hanya bisa dikalahkan oleh kasih sayang
Tuhan.
Pertemuan antara sel yelur dengan sperma
akhirnya membuahka kehidupan dalam rahim seorang ibu . menurut Garbha Upanisad,
sampai kehamilan beberapa mnggu, baruhlah plasma berupa janinitu “diisi” Atman
oleh Isvara; setelah itulah baru dikatakan bahwa calon bayi itu hidup. Untuk
pertumbuhan dan perkembangan calon bayi, maka seorang ibu memerikan segala
kebutuhan. Mati hidup calon sang bayi, ini tegantung seorang ibu. Dan sang
calon bayi akan “memerah” ibu untuk mendapatkan makanan yang di butuhkanya. Ada
lima lapisan halus yang berasal dari sang ibuyang akan menentukan “masa sepan” sang calon bayi.
Yang tidak perna mengharapkan balasan. Lima lapisan halus inilah dalam ajaran
Agama Hindu disebut Panca Maya Kosa, yang terdiri dari:
1. Anna Maya Kosa, yaitu lapisan halus yang di bentuk oleh sang ibu, yang
bersal dari sari-sari makanan yang di makan oleh sang ibu, sari-sari makanan
ini akan membangun badan fisik si calon bayi selama di dalam kandungan. Setelah
bayinya lahir akan tetap berfungsi untuk membangun badan fisik yang memadai.
Walaupun proses ini terjadi tanpa disadari sang ibu, namun proses ini hanya
akan terjadi apabila disertai dengan aliran
“kasih” kekurangan akan menyebabkan si calon bayi “memaksa” mengambilnya
dari bagian tubuh si ibu, walaupun akan membuat si ibu sakit. Misalnya, apabila
si calon bayi kekurangan kalsium, maka ia akan mengambil secara paksa kaalsium
si ibunya, akibatnya si ibu akan lemah.
2. Mano Maya Kosa, yaitu lapisan halus yang di bentuk oleh sang ibu, agar otak kanan sang bayi akan erkembang dengan baik.
Lapisan ini di bentuk tidak hanya secara fisik, namun juga secara non fisik.
Kondisi psikis dan kejiwaan seorang ibu saat hamil akan mempengaruhipembentukan
jaringan ini. Jaringan otak kanan inilah yang akan membawa anak itu nantinya
kepda hal yang bersifat intutif, lembut, sensitive, senang debgan yang
indah-indah, serta memiliki ketertariakan kepada hal-hal rohani dan spiritual.
Dan pembentukan lapisan-lapisan in hanya
akan berjalan apabila di sertai aliran kasih ibu. Dan setelah lahir, maka
perkembangn otak kanan dan kiri akan seimbang.
3. Prana Maya Kosa, yaitu lapisan halus yang di bentuk oleh sang ibu, agar
sang bayi memiliki “daya hidup” atau
semangat juang yang tinggi dalam setiap gerak kehidupanya. Daya hidup Yng
terbentuk tergantung kepada kondisi mental saat sang ibu hamil. Dan lapisan
inipun mustahil tebentuk dengan baik , tanpa aliran kasih sayang ibu. Pancaran
prana sang anak nantinya akan menjadikan anak itu memiliki charisma, wibawa dan
akan menarik perhatian orang lain. Dari keberhasilan seorang ibumembentuk
lipisan inilah nantinya si anak akan memiliki kekuatan intelektual yang di
sebut “taksu”. Dari taksu inilah akan berkembang “bidang kehidupan” yang
dominan dan nantinya menjadi profesi utama yang tidak lain adalah varna.
4. Vijnana Maya
Kosa, adalah lapisan halus yang tebentuk
karenaAnna Maya Kosa dan Mano Maya Kosa serta Prana Maya Kosa yang di sertai
aliran kasih ibu yang memadai, sehingga membentuk sifat satwika. berupa kebijaksanaan atau wiweka. apabila Vijnana Maya
Kosa benar-benar terbentuk dengan baik, maka ia dikatakan memiliki Viveka jnana, yaitu mampu dengan mudah
untuk membedakan antara ang benar dan salah.
5. Ananda Maya Kosa, merupakan lapisan halus yang sebenarnya terbentuk dari
sefat-sifat kedewataan seorang ibu, dimana aliran kasih tanpa menharapan
balasan sedemikian kuatnya, sehingga sang ibu hanya mengharapkan agar sang anak
mendapatkan jalan kebahagiaan.
Dengan pemahaman tesebut, maka setidaknya kita mengerti
bagaimana perjuangan dan misi seorang ibu, untuk “menjadikan” anaknya yang
terbaik. Dan perjuangan ini tidak perna di sadari oleh anak-anaknya, karena
prosesya terjadi dalam kandugan. Oleh karena itu, wajarlah apabila dikatakan bahwa
seoeang ibu mampu membuat anaknya mengalami kesulitan sepanjang hidup, kalau
seorang anak “ingkar” kepda sang ibu
. ketika seorang anak mengalami kesulitan
dalam hidupnya. Secara metafisik hanya seorang ibulah yang memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan melalui ritual tertentu. Dan oleh karena itu pula,
seorang anak memang tepat mendapatkan sang ibu sebagai Isthadevata pertama
(devata faforit) yang mewujud secara fisik yang penuh dengan kasih sayang,
sehingga tiak ada alasan lagi untuk tidak hormat pada seorang ibu dan mematuhi
perintahnya demi kebaikan kita juga.
0 Response to "Ibu Kehidupan"
Post a Comment