Berjuang Melewati Lembah Kesulitan
Oleh:
Untung Suhardi
Kehidupan manusia tidak selamanya menemui kebahagiaan
dan tidak jarang pula banyak harus
melewati lembah yang sangat curam serta penuh dengan binatang buas sehingga
mental baja kita harus diujinya (Pandit, 2006). Perjuangan panjang manusia sebagai bagian dari makhluk social ini
tidak hanya mementingan ego dirinya melainkan harus berkontribusi nyata dalam kehidupan walaupun dalam skala kecil. Namun
keadaan ini hanya lah banyak yang menjadi wacana ketika dia senang maka
melupakan janji diri yang pernah diucapkannya, namun ketika sedih semua diminta
pertolongannya. Hal lain juga menganggap bahwa kehidupan ini adalah penderitaan
dan orang lain hanya sebagai penghalang saja.
Ditengah keterpurukan inilah terkadang kita sebagai
manusia berpikir untuk berhenti dan meninggalkan tanggungjawab yang saat ini
kita emban. Seolah-olah tidak ada gunanya hidup dan lebih baik untuk pergi jauh
dan lepas dari semuanya. Namun, ketika kita sudah pergi baru sadar bahwa apa
yang kita lakukan adalah sesuatu yang salah dan bahkan merugikan orang yang
telah menaruh kepercayaan kepada kita (Ho, 2020). Kita kembali berpikir dan menentukan arah kompas kehidupan kita dan
kemudian kita kembali semangat karena menyadari bahwa apa yang ada hanyalah
permainan pikiran (Kajeng, 2003). Akan tetapi, banyak orang yang setelah dia pergi dari tanggungjawab
justru senang dan merasa bebas dan tidak ada beban, keadaan inilah yang
menyebabkan dia sudah berada dalam lembah kehanncuran dan akan sulit untuk
mencapai kebahagiaan yang nantinya akan didapatkan (Prabhupada, 2006).
Proses pemikiran manusia pada dasarnya adalah sebuah
bentangan dari pengalaman yang sudah ada
dan saat ini hanya mengembangkan dan menunjukan jati diri yang ada dalam
kehidupan serta upayanya untuk menjadi pribadi yang lebih baik (Mas, 2013). Pada proses pemikiran ini
menjadikan kita harus menimbang setiap gerak langkah kita baik
pemikiran, ucapan dan perbuatan harus diperhitungkan terlebih dahulu. Hal ini
harus dilakukan lantaran manusia dan kehidupan pada dasarnya adalah upaya imbal
balik dan memainkan peran untuk kelangsungan kehidupan.
Permasalahan demi permasalahan berhasil kita lalui
karena kita ada tekad untuk berbenah diri walaupun pada awalnya merupakan hal
yang sangat sulit. Kedewasaan seseorang akan terlihat ketika dia berada dalam
lembah kesulitan dan menjadikannya sebagai wahana untuk meningkatkan kualitas
diri. Karena di dunia ini tidak ada orang hebat yang langsung terbentuk secara
sepontan melainkan ada upaya yang keras untuk mencapainya. Melalui tulisan ini
mudah-mudah kita semua menjadi orang yang cepat menyadari kesalahan kita dan
cepat menyadari bahwa kehidupan ini adalah tidak hanya untuk kepentingan
individu melainkan kita juga harus memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan
apapun bentuknya.
Daftar Bacaan
Ho, A. (2020). Motivitamin For Your Mind. Jakarta: Motivation.
Kajeng, I. N. (2003). Sarasamuccaya. Surabaya:
Paramita.
Mas, A. A. R. (2013). Upaya Mengeliminasi Kehidupan
Dehumanisasi Manusia Menuju Kehidupan bahagia Paripurna Di Era Globalisasi
(Pendekatan Filsafat Manusia Dalam Ajaran Hindu). Denpasar.
Pandit, B. (2006). Pemikiran Hindu (Pokok-Pokok Pikiran
Agama Hindu Dan Filsafat). (I. D. Paramita, Ed.) (I). Surabaya: Paramita.
Prabhupada, S. S. A. B. S. (2006). Bhagavadgita Menurut
Aslinya. Jakarta: The Bhakti Vedanta Book Trust.
0 Response to "Manusia dan Ego"
Post a Comment