Melihat ke dalam Diri

MELIHAT KERAJAAN DIRI
Oleh:
Untung Suhardi


Manusia dalam kehidupan ini mampu untuk menjadikan dirinya makhluk yang istimewa dan  bahkan juga sebaliknya.  Kehadiran manusia pada awal dikenal tulisan bahwa manusia mempunyai paham yang sangat agung yaitu antroposentrisme atau manusia sebagai pusat alam semesta. Namun, pada perjalanan waktu yang ada paham ini disalah gunakan oleh golongan manusia tertentu untuk memenuhi keinginan dirinya. Keadaan inilah yang kemudian menjadikan manusia sebagai penentu segalanya termasuk kearah untuk mengeksploitasi alam. Manusia dan alam sebagai bagian yang tidak terisahkan dalam topik manusia dalam suatu sistem ekologi dan justru kehidupan ini saling terkait dengan sistem yag lainnya. 
Pandangan teologi timur melihat bahwa alam adalah bagian dari kekuatan Tuhan yang mampu memberikan kemakmuran dan jika tidak dilestarikan akan menghasilkan dampak yang sebaliknya. Fenomena inilah yang nyatanya dalam konteks kehidupan kekinian menjadikan dasar yang harus dipahami bahwa manusia, alam dan Tuhan adalah element yang tidak terpisahkan. Pandangan-pandangan keagamaan yang saat ini muncul adalah hal yang harusnya mampu untuk memperkaya dan memperluas cara  pandang kita tentang kehidupan. Permasalahan inilah yang kemudian dijadikan dasar bahwa beragama hanya berhubungan dengan Tuhan, namun cara pandangn seperti inilah yang harusnya dikritisi  bahwa kehidupan beragama adalah menyatukan elemen sendi kehidupan yang ada.

Keberadaan cara pandang keagamaan ini tetap berlingkup tentang bagaimana manusia membawa dirinya pada keharmonisan hidup. Manusia diibaratkan sebagai kapal besar yang membawa ribuan  penumpang, artinya bahwa manusia dengan elemen yang dasar mulai dari pikiran, ego, rasa, serta anatomi yang ada  dalam dirinya baik sistem pencernaan, pernafasan, alat gerak dan perlengkapan lainya merupakan penumpang yang harus dinahkodai oleh pikiran. Oleh karena itulah pikiran ini sebagai kendali yang utama, banyak dari orang yang ada  di dunia ini mempunyai badan yang sempurna, kekayaan yang cukup lantaran  tidak mampu untuk membawa dirinya dia terjebak dalam lembah penderitaan baik itu narkoba, aliran radikal, kasus SARA dan hal lain yang ada dalam kehidupan. 
Perdebatan yang terjadi kemudian adalah apakah pikiran kita mampu untuk membawa seluruh elemen badan ini untuk kebaikan. Seseorang yang telah ada dalam kehidupan ini banyak menemui dinamika keadaan yang ada baik  itu sedih, senang, panas, dingin dan dualisme dunia yang ada. Hal awal yang harus dilakukan adalah kita harus merencanakan dan memperhitungan dari segala yang ada hal ini agar kita tidak menyesal dan salah langkah dari hal-hal yang dilakukan. Upaya ini adalah sebagai bagian yang tidak terpisahkan ketika pikiran kita mampu untuk memimpin diri kita sendiri, misalnya dalam hidup ini terkadang kita marah pada seseorang namun kita harus melihat dan merenungkan kembali mengapa kita marah. Dalam hal interaksi dalam kehidupan misalnya, kita lebih banyak mengutamakan kesenangan kita, mengumbar kesenangan akan tetapi bagaimana kita melakukan interaksi terkadang hanya sebatas kepentingan saja. Mengenal diri sendiri itu sangat penting karena awal  mengenal kebiasaan keberadaan kemahakuasaan yang ada di sekitar kita.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Melihat ke dalam Diri"

Post a Comment