DUNIA PERMAINAN
Oleh:
Untung Suhardi
Manusia
berada pada ruang antara yaitu dunia spiritual dan material. Perdebatan yang panjang ini
menjadikan manusia berada pada ruang abu-abu yang menjadikan dirinya sebagai
bagian yang mengurung dirinya berada di
ruang yang sulit untuk keluar dari belenggu keinginan dirinya. Serangkaian
kehidupan ini juga mampu menjadikan manusia berada pada ruang yang sulit untuk
keluar dari belenggu kehidupan yang dalam hal ini dalam ruang nafsu, kemarahan, dan keserakahan
yang mampu menjadikan dirinya tidak sadar
tentang hakekat dirinya yang terdalam. Pencarian hakekat yang esensi ini
mampu menghilangkan semua ego yang ada dalam diri manusia dan pada tataran
tertentu manusia telah kehilangan esensi dari makhluk yang mulia yaitu
dilengkapi dengan akal budi. Keberadaan akal budi inilah yang dalam perjalanan
selanjutnya manusia mampu untuk membedakan antara yang baik dan
yang buruk. Tataran kesadaran manusia ini pada dasarnya adalah untuk
menghantarakan manusia pada tahab yang
disebut dengan menghayati adanya penemuan yang terdalam pada diri manusia.
Perbedaan yang esensial ini mampu menjadikan
bahwa keinginan yang ada dalam diri
manusia yang banyak membelenggu dalam dirinya dan pada pemahaman yang ini seharusnya manusia
semakin bertambah kesadarannya untuk mampu menjadikan bahwa makhluk yang paling unggul (Suhardi, 2015).
Keunggulan
manusia yang banyak dijelaskan dalam sastra suci
belum mampu menyadarkan kebanyakan manusia masih dibelenggu oleh
ketidaktahuannya. Hal inilah yang menghantarkan manusia pada permainan dunia
yang pada ujungnya nanti dia tidak akan mendapatkan apapun dan yang dia
miliki hanyalah kenangan yang terdalam
pada dirinya. Proses kehidupan manusia sejak awalnya adalah adanya lila Tuhan
(permainan Tuhan) yang menghantarkan dirinya pada sesuatu yang ada dan akan
terus mengada pada suatu hal yang disebut dengan perubahan yang kekal pada diri
seseorang yang kemudian menjadikan karma kolektif pada kehidupan bersosial.
Dunia permainan tidak hanya dimiliki oleh anak-anak melainkan juga dimiliki
oleh setiap orang yang ada dialam semesta ini. Karena pada dasarya pada konteks
yang lebih dalam adalah pada pemahaman dari kehidupan manusia yang tidak hanya
melingkupi dalam konteks yang lebih sempit melainkan pada jenjang yang lebih
luas yaitu pada kehidupan semua makhluk.
Perdebatan
yang lebih luas bahwa manusia pada dasarnya berada pada jenjang permainan yang
ada pada tingkat dasar, menengah dan tinggi. Permainan dasar ketika seseorang
pada kehidupan anak kecil yang selalu diberikan ketenangan ketika ada permainan
yang diberikan oleh orang tuanya. Kemudian permainan menengah ketika diri
manusia berada pada jenjang anak-anak yang sudah mulai meminta permianan dan
menangis ketika permainan itu rusak atau hilang. Selanjutnya bahwa kehidupan
manusia pada dasarya adalah penerapan nilai-nilai kehidupan yang pada tahaban
tertentu ada pada jenjang permainan yang bersifat kompleks. Permainan inilah
yang pada kehidupan kekinian dijelaskan dalam lingkup yang lebih luas yaitu
permainan yang pada kehidupan ini dengan hakekat jasmani dan rohani.
Perjalanan
kehidupan manusia pada dasarnya adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam
lingkup yang kecil melainkan pada penerapan yang luas memerlukan kejelasn ide,
gagasan yang cemeralang dan pemenuhan kehidupan yang terus berlanjut. Dunia ini
pada hekekat yang lebih dalam adalah tidak hanya mencerminkan pada konteks yang
sempit pada diri sendiri melainkan pada
perjalanan kehidupan manusia dalam kaitannya dengan kehidupan sosia keagamaan
yang saling memerlukan satu dengan yang lain. Perubahan dan cara pandang
keagamaan bahwa dunia ini adalah bagian dari permainan adalah munculnya konsep
konsensus atau kesepakatan yang di dalamnya memuat tentang nilai penawaran pada
ranahh yang positif dan pada era yang lebih maju di dalam perjalanannya tetap
berada dalam rel kebenaran atu dharma. Seperti halnya dengan adanya pemahaman
bahwa kehidupan ini bagaikan kepompong yang ada dan ketika ada anak kecil yang melihat itu seperti terjerat tapi sebetulnya ulat tersebut sedang berusaha
dalam kepompong untuk menjadi kupu-kupu
yang pada suatu saat nanti akan menjadi pejuang dalam kehidupannya. Hal ini
menunjukan bahwa adanya pemahaman lebih detail bahwa kehidupan ini merupakan
serangkaian proses yang harus dilakukan secara bertahab. Hal yang dilakukan
adalah menyadari bahwa proses kehidupan menunjukan tentang nilai-nilai
kebersamaan dan upaya untuk menyadari bahwa diri kita merupakan satu kesatuan (Tat Twam Asi). Proses yang harus
dilakukan adalah penanaman nilai kebangsaan dengan menerapkan saling melengkapi
dengan yang lain dan upaya toleransi untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan.
0 Response to "Dunia Permainan"
Post a Comment