Pemaknaan Tali Kehidupan
Oleh:
Untung Suhardi
Kehidupan manusia mempunyai sisi yang positif dan
negatif yang ada dalam diri seseorang. Setiap manusia mempunyai permasalahan
pribadi yang harus diselesaikan bukan untuk ditinggalkan. Pola kehidupan
manusia ini pada dasarnya dapat dianalogikan bagaikan tali yang terjalin satu
dengan yang lain. Menurut asal katanya dalam KBBI bahwa tali merupakan barang
yang berutas-utas panjang, dibuat dari bermacam-macam bahan (sabut kelapa,
ijuk, plastik, dan sebagainya) ada yang dipintal ada yang tidak, gunanya untuk
mengikat, mengebat, menghela, menarik, dan sebagainya. Pembahasan tentang tali
ini jika dikaitkan dalam kehidupan manusia bahwa adanya ikatan yang berupa
cinta, kasih sayang, harta, kedudukan yang semuanya ini menuntut seseorang
untuk mempertahankan dan terikat di dalamnya. Dengan demikian, makna simbolis
tali ini dikatakan sebagai bentuk dari penalaran manusia bahwa kehidupan ini
adalah sesuatu yang akan muncul pada awal, akan ada di tengah dan akan hilang
pada akhir, yang didalam filafat Hindu sebagai pemaknaan dari kelahiran,
kehidupan dan kematian (utpeti, stiti,
dan pralina).
Pemaknaan lebih lanjut adalah tali kehidupan
sebagai permulaan dari niat seseorang yang pada awalnya diawali dengan
keragu-raguan yang terus mengalami proses dan akhirnya mencapai jalan
pencerahan. Arti dibalik tali ini dalam kehidupan merupakan sebagai ikatan yang
ada dalam diri manusia yang dalam ajaran Hindu terkait dengan konsep hukum
karmaphal baik itu yang dahulu, sekarang dan akan datang. Jalinan tali ini pada
dasarnya adalah tali yang ada dalam kehidupan yang merupakan ikatan karma yang
menuntut seseorang untuk mendapatkannya oleh karena itu, kehidupan seseorang di
dunia ini tidak dapat lepas dari rangkaian hukum karma baik secara individu
maupun kolektif. Perjalanan manusia dan makhluk hidup juga tidak dapat terlepas
dari hukum karma ini yang merupakan hukum keadilan tertinggi. Karena apapun
yang dilakukan pasti akan mendatangkan hasil yang pasti akan dinikmatinya.
Seiring dengan perkembangan yang saat ini dikenal
dengan revolusi industri 4.0 yang mengarah pada kehidupan digital menuntut
seseorang untuk mengikuti perubahan ini, karena perubahan adalah inti sari dari
kehidupan itu sendiri. Manusia ada dalam lingkaran tali kehidupan, akan tetapi
idealnya adalah mampu menyelami kehidupan ini dengan penuh rencana,
pertimbangan dan mengikuti perubahan yang ada karena ketika seseorang yang
mampu mengikuti perubahan maka, dia tidak akan terikat oleh prinsip buta yang
ada dalam dirinya.
Pembahasan tali kehidupan ini tidak berhenti
sampai disini bahwa ada rangkaian tali yang ada pada gambar secara detail
adalah:
1.
Ada 18 putran
tali searah jarum jam
2.
12 putran
berlawanan jarum jam
3.
Ada 3 inti
tali sebagai pembentuk dasar dari tali
4.
1 pengikat
yang tidak dapat terbuka
5.
1 pengait
Pemaknaan yang dapat diambil adalah angka 18 oleh
para ahli astrologi dianggap sebagai keberuntungan masa depan yang membawa
seseorang pada cita-cita yang diinginkannya. Selain itu, bahwa angka 18 jika
digabungkan menjadi 9 yang dalam dunia spiritual adalah angka sakral dan
merupakan angka tertinggi. Selanjutnya pada angka 12 dalam ikonografi agama
Hindu dianggap sebagai 12 nama surya yang diucapkan dalam penghormatan dewa
surya (Suryanamaskara): mitra, rawaye, surya,
bhanawe, khaga, pusne, hiranyagarbha, marica, aditya, savitre, arka, bhaskara.
Sedangkan 3 ikatan inti adalah budhi, manah dan ahankara yang membelenggu
keadaan atman oleh karenanya ahankara
(ego) adalah hal yang harus dikendalikan oleh pkiran untukmendapatkan
kecerdasan dalam membedakan baik dan buruknya suatu perbuatan. Pengikat adalah
obyek indria tentang adanya panca indria yang menuntut seseorang untuk
memenuhi, sedangkan pengait adalah keinginan (kama) karena setiap manusia
mensandarkan dirinya pada keinginan dan cita-cita yang ada dalam kehidupannya.
Dengan kenginan seseorang mampu untuk menembus kemampuan rata-rata seseorang,
dan dengan keinginan pula seseorang terjerumus ke dalam lembah penderitaan.
Pembahasan tentang inti dari tali kehidupan ini
adalah manusia hidup di alam mayapada pasti mempunyai keinginan namun,
keinginan itulah yang harus realistis dan untuk mendapatkannya adalah dengan
rencana, mau belajar dari pengalaman dan bertanya kepada orang yang lebih tahu.
Namun demikian, jika kita tidak dapat mengendalikannya maka keinginan itu
ibaratkan tali yang semakin kita bergerak semakin kuat juga tali itu
mengikatnya. Artinya bahwa semakin kita mempunyai keinginan dan khayalan yang
tidak realistis maka kita semakin berupaya dengan cara apapun termasuk jalan
yang bertentangan dengan norma agama dan norma kehidupan bermasyarakat. Jadi,
keinginan yang disimbolkan dengan tali yang diikat bukanlah sesuatu yang harus
kita hilangkan, akan tetapi dikendalikan dan diselaraskan seiring dengan
perubahan dengan membuka tali pengikat itu dengan jalan yang benar untuk
mencapai tujuan kita didunia ini tercapai. Karena kehidupan ini bukan hanya
mencari penghidupan untuk diri sendiri melainkan membuat kehidupan karena kita
sebagai bagian dari ekosistem yang selalu hidup berdampingan dengan yang lain (to life together).
Berdasarkan uraian ini bahwa tali kehidupan adalah simpul perubahan yang
ada dalam menjalani dinamika yang terjadi berupa dualisme yang akan terus ada.
Permasalahan yang ada adalah kunci mental manusia untuk menghadapi dan
menyelesaikan masalah bukan untuk dihindari atau meninggalkannya. Terkait
dengan ini misalnya problematika penyuluhan agama Hindu yang ada di DKI Jakarta
sebagai pola dan starategi pembinaan umat Hindu yang sudah ada, namun dalam
pelaksanaannya banyak sekali permsalahan terkait dengan sistem pengelolaan yang memadai, sumber SDM dan pelatihan yang menjadi bekal mereka untuk
menjadi seorang dharma duta dan perencanaan sampai
evaluasi pelaksanaan dharma duta yang sudah menggunakan pola sad dharma.
PERUBAHAN ADALAH INTISARI DARI KEHIDUPAN
0 Response to "Makna Tali Kehidupan"
Post a Comment