Kearifan Lokal Dalem Ped


Pelinggih Dalem Ped: Wujud Spiritual dalam Bingkai Kearifan Lokal Hindu
(Studi Etnografi di Pura Agung Taman Sari Halim Perdana Kusuma Tahun 2011)

Oleh:
Untung Suhardi  


A.    Pendahuluan
Di daerah Nusa Penida Bali disebutkan dalam Babad adalah seorang Pangeran Hindu yang bernama Pangeran Jumpungan di Gunung Kila. Ia menjadi seorang pendeta sehingga mempunyai gelar Dukuh. Dan mempunyai keturunan yang menjadi penguasa di Nusa bergelar Sakti Ring Nusa. Ia membuat  Ceningan. Dukuh mempunyai istri yang bernama Ni Putri, dan melahirkan anak Pangeran Merja, ia mempunyai istri Ni Luna dari parkawinan ini melahirkan Pangeran Undur dan seorang putri bernama Diyah Ranggini. Pangeran Undur mempunyai istri barnama Ni Lumni. Yang melahirkan Pangeran Menggan. Ratu Gede Mecaling yang disebut Ratu Sakti Ring Nisa adalah putra dari Pangeran Renggan dan istrinya Nui Meraim. Jadi ratu Gede Nusa adalah keturunan dari dukuh Jumbungan. Ratu Gede Mecaling mempunyai saudara Nitole yang kawin dengan Pangeran Miya di Jungut Batu. Setelah Paangeran Renggan berada di Bias Mentig mempunyai putri Ni Putra yang bernama Pangeran Gotra. Keturunan dukuh jumpungan yang lain adalah Pangeran Jungrang yang beristri Ni jaru bertempat di bukit Biye. Ni Luh Putri di Goa lawah dan Pangneran Yangga di Padang, ni Runa di sakenan, dan Pangeran cenes di Segara. Pangeran Gotra mengadakan perjalanan di bukit Biya untuk merundingkan bahwa yang diberikan kekuasaan di Nusa adalah kakaknya Pangeran Mecaling sehingga disebut Ratu Mecaling. Sebagai penguasa ratu mecaling berhak memungut upeti di seluruh pulau dan berwenang menghukum dengan membuat sakit bagi yang tidak memenuhi aturan yang ada.(sakit ngutah bayar). Ratu Mecaling mempunyai istri bernama Sang Ayu Mas lebur Jagat. Ratu mecaling berkedudukan di Ped. Nama lain dari Sang Ayu Mas Lebur jagat adalah Sang Ayu Mas maketel, atau I Ratu Mas Rajek Gumi.
Pangeran Gotra pindah dari Bias Mentig ke Medau (Batumedau) dan mendirikan wisma disana supaya Nusa Bagian timur menjadi keramat. Di Medau, Pangeran Gotra bernama Pangeran Yehe. Kemudian Pangeran Gotra pindah lagi ke Lembongan dan Jungutbatu. Terdengar kabar bahwa diistana Gelgel didatangi oleh seorang pendeta sakti yang bernama dang Hyang Nirartayang datang dari Jawa. Pangeran Gotra lalu pergi ke Gelgel untuk berguru ke pada Dang Hyang Nirarta. Oleh Dalem di Gelgel Pangeran Gotra diberikan tempat di Yehe di Swecepura (Klungkung). Disini Pangeran Gotra (Yehe) bernama Pangeran Diae dan mempunyai istri bernama Ni Darmin.

B.     Mitos  Jero Gd Mecaling (Nusa Dalem Ped)
Jauh sebelum kemerdakaan Indonesia, di Bali terjadi wabah penyakit yang diduga karena ulah raksasa yang berada Nusa Penida yang berada di Pura Dalem Ped yang dijuluki Ratu Gd Mecaling Dalem Ped. Hal ini dikisahkan sebagai berikut
Pada suatu hari yang cerah Dewa Siva dan Istrinya Dewi Uma melihat panorama alam disebelah selatan pulau Bali dengan manaiki lembu yang dapat terbang. Kertika berada diatas lautan yang memisahkan pulau bali dengan Nusa Penida, timbul nafsu birahi dewa Siva, Dewi Uma untuk diajak bersenggama, teteapi ditolah oleh Dewi Uma kama yang telah keluar dari Dewa Siva jatuh kelaut dan menggumpal disana. Selang beberapa waktu gumpalan kama ini berubah menjadi seorang raksaasa dengan taring yang amat panjang. Raksasa ini mengamuk untuk datang mencari kedua orang tuanya, kemudian raksasa itu datang kesorga untuk menggangu semadhi para dewata, untuk menenangkan raksasa itu Dewa Visnu melapaskan cakra Sudharsana tetapi tidak mampu. Setelah itu datanglah Dewa Siva dia akan menjadi orang tua asalkan taringnya dipotong, setelah itu akhirnya Dewa Siva dan Dewi Uma akhirnya mereka mengakui raksasa itu sebagai anaknya.
Selanjutnya, raksasa itu ditugaskan untuk tinggal di Pura Dalem Ped, Nusa Penida serta mengawasi agar taat pada ajaran dharma serta diberikan kewenangan untuk memberikan Grubug (Wabah penyakit) dan dihadiahi Bragala (pengikut) yang berupa bhuta. Sejak saat itu raksasa diberikan tempat kedudukan di Dalem Ped yang beri julukan Ratu Gede Mecaling atau Jero gede Mecaling (Nala, 1993 : 176). 
SELAMAT MEMBACA
 Untuk lebih lanjut Download 
Untuk Membuka file ketik: hardisanatana

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kearifan Lokal Dalem Ped"

Post a Comment