Oleh :
Untung Suhardi
Pluralisme Agama (Religious Pluralism) adalah istilah khusus dalam kajian
agamaagama. Sebagai ‘terminologi khusus’, istilah ini tidak dapat dimaknai
sembarangan, misalnya disamakan dengan makna istilah ‘toleransi’, ‘saling
menghormati’ (mutual respect), dan sebagainya. Sebagai satu paham (isme), yang
membahas cara pandang terhadap agamaagama yang ada, istilah ‘Pluralisme Agama’
telah menjadi pembahasan panjang di kalangan para ilmuwan dalam studi agamaagama
(religious studies).
Dan memang, meskipun ada sejumlah definisi yang bersifat sosiologis, tetapi
yang menjadi perhatian utama para peneliti dan tokohtokoh agama adalah definisi
Pluralisme yang meletakkan kebenaran agamaagama sebagai kebenaran relatif dan
menempatkan agamaagama pada posisi ”setara”, apapun jenis agama itu. Bahkan,
sebagian pemeluk Pluralisme mendukung paham sikretisasi agama.
Pluralisme Agama yang dibahas dalam buku ini didasarkan pada satu asumsi
bahwa semua agama adalah jalan yang samasama sah menuju Tuhan yang sama. Jadi,
menurut penganut paham ini, semua agama adalah jalan yang berbedabeda menuju
Tuhan yang sama. Atau, mereka menyatakan, bahwa agama adalah persepsi manusia
yang relatif terhadap Tuhan yang mutlak, sehingga – karena kerelativannya – maka setiap
pemeluk agama tidak boleh mengklaim atau meyakini, bahwa agamanya lebih benar atau
lebih baik dari agama lain; atau mengklaim bahwa hanya agamanya sendiri yang benar.
Bahkan, menurut Charles Kimball, salah satu ciri agama jahat (evil) adalah agama yang
memiliki klaim kebenaran mutlak (absolute truth claim) atas agamanya sendiri. 1
Paham ini telah menyerbu semua agama. Klaimklaim kebenaran mutlak atas
masingmasing agama diruntuhkan, karena berbagai sebab dan alasan. Di kalangan
Yahudi, misalnya, muncul nama Moses Mendelsohn (17291786), yang menggugat
kebenaran eksklusif agama Yahudi. Menurut ajaran agama Yahudi, kata Mendelsohn,
seluruh penduduk bumi mempunyai hak yang sah atas keselamatan, dan sarana untuk
mencapai keselamatan itu tersebar sama luas – bukan hanya melalui agama Yahudi
seperti umat manusia itu sendiri. 2 Frans Rosenzweig, tokoh Yahudi lainnya, menyatakan,
bahwa agama yang benar adalah Yahudi dan Kristen. Islam adalah suatu tiruan dari agama Kristen dan agama Yahudi.
Selengkapnya : Klik
0 Response to "Pluralisme Agama-Agama"
Post a Comment