KEAGUNGAN RAMAYANA:
TINJAUAN ASPEK SEJARAH
Oleh:
Untung Suhardi
Pendahuluan
Keberadaan sejarah menunjukan bahwa banyak sekali cerita di dunia ini yang menginspirasi
keberadaan penulis ternama di dunia ini baik cerita fiksi maupun nonfiksi. Hampir
semua orang diseluruh dunia mengenal kitab epos besar Ramayana yang banyak
menceritakan kisah perjalanan manusia dalam menjalani kehidupan di alam mayapada ini. Ramayana telah banya
menjadi sumber inspirasi spiritual, budaya dan seni selama berabad-abad yang
ada diseluruh belahan dunia. Karakter kunci yang ada dalam Ramayana yaitu Rama,
Sita dan Hanuman telah menggambarkan makna perjuangan, cinta, pengorbanan,
pengetahuan dan penghormatan.
Kebesaran rsi Valmiki dalam menuliskan karya agung ini membuat jutaan umat
manusia yang membacanya mampu tergerakan hatinya. Hal in menunjukan bahwa
adanya rasa kagum yang sangat luar biasa seolah-olah para pembaca ikut
menyelami cerita nyata ini dan terlibat langsung dalam kehidupan cerita
Ramayana. Namun, hal yang perlu untuk diteruskan adalah tentang pengenalan
cerita Ramayana kepada generasi muda Hindu yang ada pada saat ini dan masa yang
akan datang. Penulis meyakini bahwa generasi muda yang ada di dunia ini pasti
suatu saat nanti akan menyadari tentang
perlunya membaca dan menghayati cerita Ramayana ini mengingat bahwa adanya
kandungan nilai-nilai spirtual yang sangat dalam untuk dipelajari.
Patron pada Kisah Ramayana
Kehadiran Ramayana ini tidak hanya menjadi teladan dan pencetus karya
sastra yang ada di dunia ini melainkan menjadi rujukan etis yang ada tanpa
memendang suku, agama, ras maupun golongan. Hal ini mengingat bahwa sloka yang
dihadirkan Valmiki mempunyai nilai keagungan tertinggi yang ada dalam setiap
kebenaran agama-agama di dunia. Untuk itu ada kata yang begitu mengagumkan
ketika Hanuman memuji kebesara sang penyair rsi Valmiki bahwa: Aku bersujud
kepada pemimpin dari para Kawi yaitu para penyair (Valmiki) dan juga penguasa
dari para kapi yaitu kera Hanuman, yang dikaruniai dengan akal pikiran yang
murni dan yang bergerak dengan bebas dan penuh kebahagiaan dalam hutan rahasia
yang terdiri dari jutaan kebajikan dan anugerah dari Rama dan Sita[1].
Keteladanan dari penokohan dalam cerita Ramayana tidak hanya sekedar bacaan sambil lalu atau sebagai dongeng sebelum tidur melainkan dapat dijadikan nilai-nilai nyata dalam kehidupan ini yang penuh dengan dinamika. Ramayanan menunjukan cerita spiritual yang didapatkan dari kisah perjalanan Rama untuk menegakkan keangkaramurkaan yang ada di dunia ini. kehadiran Rama yang merupakan avatara Wishnu turun kedunia ini adalah untuk menyelamatkan dunia itu sendiri. Tugas utama yang diemban avatara Rama ini adalah untuk mengembalikan Rahwana sebagai pelayan-Nya d Vaikunta loka untuk keharmonisan alam semesta. Hal ini seperti yang tertulis dalam Rg I.2.5 yang menegaskan bahwa:
Keteladanan dari penokohan dalam cerita Ramayana tidak hanya sekedar bacaan sambil lalu atau sebagai dongeng sebelum tidur melainkan dapat dijadikan nilai-nilai nyata dalam kehidupan ini yang penuh dengan dinamika. Ramayanan menunjukan cerita spiritual yang didapatkan dari kisah perjalanan Rama untuk menegakkan keangkaramurkaan yang ada di dunia ini. kehadiran Rama yang merupakan avatara Wishnu turun kedunia ini adalah untuk menyelamatkan dunia itu sendiri. Tugas utama yang diemban avatara Rama ini adalah untuk mengembalikan Rahwana sebagai pelayan-Nya d Vaikunta loka untuk keharmonisan alam semesta. Hal ini seperti yang tertulis dalam Rg I.2.5 yang menegaskan bahwa:
vāyav indraṥ ca cetathaḥ
sutānāṁ vajinīvasū
tāvā yātam upa dravat
Terjemahan:
Wahai sumber kekuatan kosmis dan kecermerlangan, hukum dan tatanan ilahi
yang berada dalam ciptaan ini. sesungguhnya Engkau mengetahui tentang pemikiran
dan emosi pengabdian kami. Semoga kami senantiasa dapat mempertahankan sinar
kasih sayang dan pengabdian yang dinyalakan demi untuk-Mu dan untuk hukum abadi[2].
Nilai-nilai yang dapat diambil dari mantram Rg Veda ini adalah tujuan dari
turunya Rama dan Sita ke dunia ini sebagai penegak dari kebenaran karena pada
intinya bahwa kebahagiaan, kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia akan
didapatkan ketikan seseorang mampu untuk menciptakan kedamaian. Tugas dan
kewajiban rsi Valmiki ketika menuliskan karya agung ini merupakan tugas
spiritual yang ditunjukan kepada seluruh umat manusia yang pada ujungnya nanti
adalah memahami esensi dari kehidupan ini adalah menciptakan kedamaian.
Rama sebagai avatara visnu sendiri menjelama sebagai manusia untuk
merasakan penderitaan di dunia karena pada dasarnya ingin mengubah cara pandang
manusia yang menginginkan kesenangan dan pemenuhan keinginannya. Hanuman dan Laksmana
sebagai bagian dari pada pelayanan yang tidak pernah putus asa dan selalu
bertekad untuk mendapatkan hasil yang maksimal tanpa mengharapkan hasil ataupun
imbalan dari Rama atau Sita.
Intisari Ramayana
Perjuangan panjang dalam cerita
Ramayana yang mengisahkan pergulatan antara kebenaran dan ketidak benaran (dharma dan adharma) menjadi
pembahasan utama yang disajikan dalam kisah ini. Aspek kesejarahan yang dapat
dihadirkan di sini adalah peristiwa masa lalu dalam penyerbuaan pasukan wanara
ke kerajaan Alengka yang dipimpin Ravana tidak menjadikan aspek dogmatis
kebenaran agama. Hal ini artinya bahwa peristiwa masa lalu antara Ayodhya
(India) dengan Alengka (Srilangka) menjadikan bahwa peristiwa peperangan antara
Rahwana dengan Rama adalah peristiwa rohani yang dapat dijadikan pembelajaran
bahwa kebenaran walupun pahitnya pasti akan menang (satyam eva jayate).
Peristwa yang menunjukan adalah peperangan masa lampu menjadi cerminan
dalam hidup ini bahwa ketika orang dengan perjuangan yang keras, mau belajar
dari yang lain, tidak putus asa dan ikhlas dalam berbuat adalah sebagai modal
dalam kehidupan. Kehidupan dewasa ini adanya kecenderungan mengarah pada hal
yang bersifat instan mulai dari bidang pendidikan yang mengarah orang hanya
mendapatkan gelar kesarjanaan akan tetapi nol ilmunya, ingin mendapatkan
kekayaan dengan jalur pintas melalui korupsi dan bidang lain yang ada dalam
hidup ini terkait denga jaman kaliyuga. Dengan demikian, mulai dari sekarang
kita menjadikan peristiwa Ramayana sebagai pedoman dalam kehidupan ini agar
mampu belajar dari peristiwa dan perjuangan Rama untuk megakkan kebenaran
walaupun sangat pahit dan dengan usaha yang sangat keras.
Penutup
Manusia pada dasarnya sudah diikat dengan hukum abadi yang selalu menuntut
untuk terikat dengan keberadaan duniawi. Namun demikian, dalam menjalankan
kehidupan ini idealnya kita sebagai
manusia yang dibekali dengan akal mampu untuk membedakan perbuatan yang
merugikan dan perbuatan mulia untuk kesejahteraan orang lain dan dunia ini. Kehidupan
ini akan terasa indah dan nyaman ketika kita mampu untuk memahami lingkungan
kita, selalu bersyukur dengan apa yang kita dapatkan sekarang. Keinginan (kama)
menuntuk untuk selalu dipenuhi melainkan harus bersandar pada nilai-nilai dan
norma yang ada dalam ajaran agama dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Selanjutnya baca:
Memaknai Kehidupan
Memaknai Kehidupan
[1] Kamala
Subramanyam. 2007. Ramayana. Surabaya: Paramita. Hal. 8. Ungkapan yang yang
ditulis oleh Swami Ranganathananda pada awal penyusunan Ramayana karya Rsi
Valmiki pada 22 Agustus 1981.
[2] I
Wayan maswinara. 1999. Veda Sruti Rg Veda Samhita (Sakala sakha) Resensi dari Sakala Mandala I, II, III). Surabaya: Paramita, hal 4.
0 Response to "Ramayana dan Kontektualisasi dalam Kehidupan"
Post a Comment