Seni Kehidupan



MERANGKAI BUTIRAN PERMATA
Oleh:
Untung  Suhardi


Refleksi Kritis Paham Hedonisme
Peradaban manusia pada awal keberadaannya sudah diakui secara nyata dalam kehidupan di alam semesta. Manusia di alam mayapada ini selalu dilengkapi dengan sesuatu yang sangat istimewa yaitu pikiran yang dapat membawa kearah kebahagiaan ataupun kesengsaraan. Pembicaraan lebih lanjut bahwa manusia pada awal abad pertengahan muncul istilah  “antroposentris” atau  dalam bahasa yang lebih mudah dipahami adalah manusia sebagai pusat dari alam semesta. Paham inipula yang menghantarkan kehidupan manusia mengarah pada hal yang bersifat materialisme dan hedonisme, yang artinya bahwa adanya kiblat bahwa manusia secara kodrati harus dipenuhinya keinginan  dalam kehidupannya. Namun dibalik itu semua bahwa keberadaan  alam yang dipenuhi dengan paham materialisme dan hedonisme membawa arah bahwa manusia harus dipenuhi semua keinginannya dengan mengeksploitasi alam secara besar-besaran. 

Perkembangan kehidupan yang kemudian terjadi adalah adanya kenyataan bahwa manusia selalu dilingkupi oleh hal-hal yang bersifat badaniah yang seolah-olah mempunyai anggapan bahwa manusia hidup hanya untuk kesenangan badan. Namun demikian, pemikiran manusia ini telah melupakan hakekat yang sebenarnya tentang tujuan manusia itu dilahirkan di dunia ini untuk kesejahteraan semua makhluk. Pandangan inilah yang kemudian melahirkan  pemikir yang mengkritisi keberadaan manusia yang hanya bersifat kapitalis dan melupakan kesejahteraan umum. Kenyataan yang jauh lebih besar dari saat ini terlepas dari nilai kapitalisme dan materialisme adalah adanya sorotan tajam dari perkembangan era globalisasi yang mengharuskan manusia untuk belajar menghargai alam termasuk penerapan nilai-nilai moralitas  dalam kehidupannya.

Menemukan dan Merangkai Mutiara Kehidupan
Berangkat dari pemahaman yang mendalam dari pemikiran yang berorientasi pada alam bahwa manusia ini selalu hidup dalam arus gelombang yang mengalami pasang dan surut. Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kekuasaan alam yang mahahebat dari perancang alam semesta itu sendiri. Kekuatan alam yang ada dapat menghadirkan kesejahteraan ketika manusia mampu untuk merawatnya, namun demikian dapat murka ketika manusia tidak mampu untuk bersabahat dengan alam, hanya mengambil manfaat tanpa mau merawat dan menjaganya dengan baik. Peristiwa ini dapat kita renungkan bahwa meletusnya gunung Rinjani yang ada di Lombok (NTB), disusul dengan adanya gempa yang mencapai 7 SR yang dapat  berpotensi tsunami pada bulan Agustus 2018. Inilah bukti kekuatan alam yang manusia hebatpun tidak dapat untuk mencegahnya, dengan demikian manusia dan alam harusnya mampu untuk beriringan dalam bingkai simbiosis mutualisme.

Kenyataan yang dihadapai manusia tidak cukup hanya bencana melainkan pergulatan yang panjang dengan dirinya sendiri mulai dari keinginannya yang terus menuntut untuk memenuhinya. Ketika masih kecil bercita-cita menjadi orang dewasa, kemudian menikah dan akhirnya menjalin kehidupan rumah tangga sampai akhirnya tua dan pada ujung berjalanannya adalah menjemput kematiannya. Inilah siklus dalam kehidupan manusia yang normal, sering dari sebagian besar kita sebagai manusia bertanya ke dalam dirinya apakah kesulitan akan terus berpihak pada diri saya dan kapankan kebahagiaan itu akan muncul?. Pertanyaan inilah yang selalu ditanyakan pada diri kita sendiri dan berusaha terus menerus untuk mencari jawabannya. Pada akhirnya manusia menemukan jawaban dari serangkaian perjalanan yang sangat panjang bahwa jawaban itu adalah kesadaran yang ada dalam diri kita sendiri inilah yang dinamakan mendapatkan mutiara kehidupan. 

Peristiwa yang sering terjadi terkadang sebagain besar dari kita selalu menyalahkan oranglain, menyalahkan keadaan, bahkan  menyalahkan Tuhan. Namun pada ujungnya kesulitan dan kebahagiaan yang kita alami timbul dari diri sendiri. Oleh karena itu, kesadaran kita untuk menerima kesulitan yang ada dalam diri harus dijadikan sebagai cambuk dalam menapaki kehidupan ini yang penuh dengan gejolak agar lebih baik lagi. Seseorang yang berhasil dari kehidupan ini pada dasarnya tidaklah didapatkan secara instan melainkan adanya kerja keras dan perjuangan yang sangat panjang untuk mendapatkan itu semua. 

Sastra suci Veda yang dituliskan orang suci pada masa lampau banyak menuturkan  tentang nilai-nilai usaha untuk kemajuan diri kita, seperti yang tertuang dalam Yajur Veda XXV.14 bahwa “semogalah kemuliaan, keuntungan dan pikiran-pikiran yang baik datang dari segala arah. Dengan demikian kami memiliki kesadaran dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga bermanfaat dalam usaha kemajuan kami”. Landasan sastra ini telah menunjukan bahwa kehidupan manusia ketika berkeinginan untuk maju pasti banyak sekali rintangan yang mereka hadapi, akan tetapi ketika selalu menyelesaikan masalah itu dengan tulus ikhlas maka, Tuhan akan memberikan jalan keluar dari permasalahan yang ada. 

Sejarah kehidupan manusia banyak memberikan keteladanan yang sangat luar biasa tentang cerita kehidupan manusia yang selalu menemukan jalan keluar dari setiap masalahnya. Keteladanan ini dapat kita ambil contoh misalnya Sri Rama, Sri Krishna, panca Pandawa, Prahlada, Raja Airlangga bahkan  sampai Prabhu Hayam Wuruk selalu berusaha dengan sabar, tekun dan tidak mengenal putus asa dalam menjalani kehidupan ini. Kita sebagai manusia harus menyadari bahwa adanya kekuatan suci yang selalu membimbing dan mengarahkan ketika kita selalu ingat keagungan-Nya dan selalu menjalankan kehidupan ini tanpa pamrih, maka kebahagiaan yang tidak terbataslah yang akan kita perolah. 


Penutup
Manusia dibekali dengan kekuatan pikiran yang sangat luar biasa dan kita harus menggunakannya dengan semaksimal mungkin. Setiap manusia pasti mempunyai kesulitan dan sekarang untuk menyelesaikannya dibutuhkan kedewasaan kita untuk menyelesaikan karena kesulitan bukanlah halangan untuk menjadikan orang ini berhasil akan tetapi kesulitan adalah tantangan agar menjadikan diri kita pribadi yang dewasa dan mampu menempatkan dirinya dalam segala situasi dan kondisi yang tepat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Seni Kehidupan"

Post a Comment